Minggu, 15 Agustus 2010

Demografi Sumatra Barat

Demografi Sumatera Barat

Sumatera Barat adalah sebuah provinsi yang didominasi oleh bentang lahan perbukitan dan pegunungan dengan lereng-lereng yang terjal. Sejumlah gunung terdapat di wilayah ini, termasuk gunung tertinggi, Gunung Kerinci, di perbatasan dengan Jambi.

Ringkasan Data Sumatera Barat

Nama lengkap : Provinsi Sumatera Barat
Ibukota : Padang
Berdiri : 3 Juli 1958
Dasar hukum : UU No. 61/1958
Luas : 49.778 km2
Suku : Minangkabau, Tanjung Kato, Panyali, Caniago, Sikumbang, Gusci, Mentawai
Bahasa daerah : Minangkabau, Mandailing, Mentawai, Jawa, Tionghoa
Rumah adat : Rrumah Gadang atau Rumah Bagonjong
Lagu daerah : Kampuang nan Jauh di Mato, Dayung Palinggam, Ayam Den Lapeh, Barek Solok
Alat musik: Gendang Melayu, Saluang
Kesenian : Tari Piring, Tari Payung
Senjata adat : Karih (Keris)
Komoditas utama dan industri : Batu bara, Karet, Kelapa, Cengkeh, Lada, Padi, Kayu, Ikan, Marmer

[kembali ke atas]

Arti Lambang Sumatera Barat

lamabang provinsi sumatera barat
(Gambar 1.1 Lambang Provinsi Sumatera Barat)

Semboyan: TUAH SAKATO

Tuah Sakato berarti Kesepaktan melaksanakan hasil mufakat atau musyawarah yang merupakan langkah yang bertuah bagi masyarakat Sumatera Barat..

Rumah Gadang
Semangat demokrasi yang menjadi ajang musyawarah masyarakat

Atap Mesjid Bertingkat Tiga
Islam sebagai agama utama masyarakat di Sumatera Barat.

Bintang Segilima
Ketuhanan Yang Mahaesa

Gelombang Laut
Dinamika masyarakat Minangkabau

[kembali ke atas]

Letak Geografis Sumatera Barat

Berdasarkan arah utara ke selatan, Provinsi Sumatera Barat adalah salah satu provinsi yang berada di wilayah tengah Pulau Sumatera. Wilayah provinsi Sumatera Barat meliputi dataran utama di sebelah barat Pulau Sumatera serta beberapa pulau yang termasuk dalam Kepulauan Mentawai, antara lain Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan.

Provinsi Sumatera Barat memiliki perbatasan darat dengan empat provinsi. Di sebelah selatan, Provinsi Sumatera Barat memiliki garis perbatasan darat yang panjang dengan Provinsi Jambi dan garis perbatasan darat yang pendek dengan Provinsi Bengkulu. Di sebelah timur, Sumatera Barat memiliki garis perbatasan darat yang panjang dengan Provinsi Riau. Di sebelah utara, provinsi Sumatera Barat berbatasan dengan Sumatera Utara. Garis pantai terdapat di sisi barat, yaitu berbatasan dengan Samudra Hindia. Kota Padang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Barat terdapat di wilayah pantai ini. Kepulauan Mentawai yang terdapat cukup jauh di lepas pantai berjajar searah dengan garis pantai daratan utama dan menjadi penghalang terpaan ombak besar dari Samudra Hindia. Ini menyebabkan perairan laut antara Kepulauan Mentawai dan daratan utama provinsi Sumatera Barat merupakan perairan laut yang cukup tenang. Kondisi ini mendukung perkembangan sektor pariwisata dan perikanan di wilayah ini. Perairan tenang dapat dilayari dengan aman serta banyak kehidupan laut menjadikan perairan di wilayah ini sebagai habitat utama.

Bentang darat Sumatera Barat didominasi oleh perbukitan dan pegunungan. Wilayah dataran tinggi dan pegunungan, termasuk kawasan Bukit Barisan merupakan daerah terluas di Sumatera Barat. Sekitar 70 persen bentang darat Provinsi Sumatera Barat merupakan lahan yang tidak datar, Wilayah Sumatera Barat merupakan perbukitan dan pegunungan yang memiliki lereng-lereng yang terjal, terutama lereng-lereng perbukitan dan pegunungan di sebelah barat yang menghadap ke Samudra Hindia.

Rangkaian pegunungan mendominasi wilayah provinsi Sumatera Barat ini ditempati oleh banyak puncak gunung, di antaranya Gunung Gedang, Maitang, Marapi, Pantai Cermin, Pasaman, Tandiket, Tangga, serta Kerinci (3.800 m) yang terletak di daerah perbatasan dengan Jambi dan merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumatera. Sedikit lahan yang agak rata terdapat di sebelah timur dan sedikit dataran rendah terdapat di sudut tenggara serta kawasan pesisir pantai yang sempit.

Di wilayah pegunungan di bagian tengah Sumatera Barat terdapat beberapa perairan pedalaman yang menjadi sumber air penting bagi provinsi ini. Dengan luas 13.011 km2, Danau Singkarak yang melintasi wilayah Kabupaten Solok dan Tanah Datar merupakan danau terbesar di Sumatera Barat. Danau Maninjau yang memiliki luas 9.950 km2 terdapat di Kabupaten Agam. Tiga danau lainnya, yaitu Danau Diatas (3.150 km2), Danau Dibawah (1.400 km2), dan Danau Talang (1,02 km2) juga terdapat di Kabupaten Solok.

[kembali ke atas]

Suku Minangkabau

Populasi penduduk Sumatera Barat didukung oleh beberapa kelompok etnik. Etnik terbesar adalah suku Minangkabau. Suku Minangkabau menyebar di hampir semua wilayah daratan utama. Kelompok lainnya dalam jumlah yang lebih sedikit adalah suku Mandailing yang banyak menghuni wilayah Pasaman, orang Jawa di Pasaman dan Sijunjung, orang Tionghoa di wilayah perkotaan, dan berbagai suku pendatang lainnya. Sementara itu, Kepulauan Mentawai dihuni oleh suku Mentawai.

pakaian adat wanita minang
(Gambar 1.2 Wanita Minangkabau dengan pakaian adat, Foto koleksi pribadi Pelaminan Minang Buchyar)

Suku Minangkabau menempatkan perempuan pada kedudukan yang istimewa. Tidak seperti sebagian besar suku di Indonesia yang menganut sistem kekerabatan patrilineal (garis keturunan ayah), Suku Minangkabau di Sumatera Barat menganut sistem Matrilineal (garis keturunan ibu). Suku Minangkabau di Sumatera Barat merupakan suku dengan budaya Matrilineal terbesar didunia.

[kembali ke atas]

Potensi Ekonomi Sumatera Barat

Sumatera Barat memiliki potensi ekonomi yang cukup banyak. Perairan pantai barat serta kawasan Kepulauan Mentawai memiliki banyak kehidupan laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Nelayan dapat menangkap beragam jenis ikan di kawasan ini. Ikan kerapu, udang, rumput laut, kepiting, dan mutiara merupakan beberapa hasil perikanan laut andalan. Daerah pesisir pantai, terutama kawasan Kepulauan Mentawai menghasilkan banyak kelapa. Di daerah perbukitan dan pegunungan terdapat perkebunan karet, cengkeh, dan lada. Kawasan pegunungan yang ditutupi hutan juga menghasilkan kayu. Medan yang berat karena banyaknya lereng perbukitan atau pegunungan yang curam merupakan tantangan utama pengembangan sektor pertanian dan perkebunan di provinsi Sumatera Barat ini.

SEKTOR USAHA PERTAMBANGAN
Sumatera Barat memiliki potensi bahan tambang golongan A, B dan C. Bahan tambang golongan A, yaitu batu bara terdapat di Kabupaten Sawah Lunto Sijunjung. Sedangkan Bahan tambang golongan B yang terdiri dari air raksa, belerang, pasir besi, tembaga, timah hitam dan perak menyebar di wilayah kabupaten Sawah Lunto sijunjung, Solok, 50 Kota, Pasaman, dan Tanah Datar. Bahan tambang golongan C menyebar di seluruh kabupaten kota di Sumatera Barat, sebagian besar terdiri dari pasir, batu dan kerikil sedangkan di Padang Pariaman terdapat obsidian dan batu andesit.

Salah satu yang telah banyak memberi manfaat bagi Sumatera Barat adalah batuan kapur sebagai bahan dasar industri semen. PT Semen Padang di Padang telah memanfaatkan kekayaan alam Sumatera Barat ini selama puluhan tahun. Batu kapur banyak terdapat di sekitar Padang, daerah sekitar Danau Singkarak dan Padang Panjang. Di Padang Panjang saja, deposit batu kapur yang dapat dieksploitasi mencapai 43 juta ton.

SEKTOR USAHA INDUSTRI
Industri Sumatera Barat didominasi oleh industri skala kecil dan rumah tangga. Jumlah unit industri sebanyak 47.819 unit, terdiri dari 47.585 unit industri kecil dan 234 unit industri besar menengah, dengan perbandingan 203 : 1. Pada tahun 2001 investasi industri besar menengah di Sumatera Barat mencapai Rp 3.052 milyar, atau 95,60% dari total investasi, sedangkan industri kecil investasinya hanya Rp. 1.412 milyar atau 4,40% saja dari total investasi. Nilai produksi industri besar menengah Sumatera Barat tahun 2001 mencapai Rp. 1.623 milyar, yaitu 60 % dari total nilai produksi, dan nilai produksi industri kecil hanya mencapai Rp. 1.090 milyar, atau 40% dari total nilai produksi. Pada negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat sumbangsih dari industri kecil ini dapat mencapai 80% dari total nilai produksi.

Sumatera Barat kaya akan sumber air yang melimpah juga telah banyak memberi manfaat bagi pembangunan daerah ini. Perairan danau Singkarak dan Maninjau telah lama dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air. Sumber air ini juga memiliki potensi besar untuk diolah dan dikemas menjadi air mineral.

SEKTOR USAHA PARIWISATA
Keindahan alam dan budaya Minangkabau di propinsi Sumatera Barat sudah terkenal dan mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai objek pariwisata. Umumnya tiap kabupaten dan kota di Sumatera Barat mempunyai obyek pariwisata minimal satu kategori yang potensi untuk dijadikan daerah tujuan wisata alam dan budaya. Kategori dari obyek pariwisata ini dapat berupa obyek pemandangan alam dari pantai seperti Teluk Bayur, wilayah pegunungan yang sangat mempesona, danau, ngarai dan lembah atau obyek kebudayaan.

Tujuan wisata budaya di Sumatera Barat mempunyai prospek yang tinggi untuk dikembangkan, dimana kekayaan budaya Minangkabau seperti rumah Gadang maupun kebudayaan suku Mentawai termasuk salah satu yang unik di nusantara dan dapat menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi.

Provinsi Sumatera Barat memiliki berbagai jenis daearah dan tempat wisata antara lain: Danau Singkarak (terbesar di Sumatera Barat), Danau Maninjau, Danau Kembar, Ngarai Sianok, Lembah Anai, Lembah Harai maupun pulau Cubadak.

[kembali ke atas]

Kabupaten di Sumatera Barat

KABUPATEN/KOTA
IBUKOTA
Kota Bukit Tinggi
Bukit Tinggi
Kota Limapuluh
Paya Kumbuh
Kota Padang
Padang
Kota Padang Panjang
Padang Panjang
Kota Pariaman
Pariaman
Kota Paya Kumbuh
Paya Kumbuh
Kota Sawah Lunto
Sawah Lunto
Koto Solok
Kayu Aro
Agam
Lubuk Basung
Dharmas Raya
Pulau Panjung
Kepulauan Mentawai
Tua Pejat
Padang Pariaman
Pariaman
Pasaman
Lubuk Sikaping
Pasaman Barat
Simpang Empat
Pesisir Selatan
Painan
Sawahlunto Sijunjung
Muaro Sijunjung
Solok
Solok
Solok Selatan
Padang Aro
Tanah Datar
Batu Sangkar

[kembali ke atas]

Reference:
Ensiklopedia Geografi Indonesia, Muatan Lokal, Mengenal 33 Provinsi di Tanah Air, halaman 32-34, PT Lentera Abadi, Jakarta, 2006.

Data Litbang Bank Indonesia, Sistem Informasi Perbankan dan Kredit Mikro, 2006

~~~~~~IQBALABQI~~~~~~